Laman

Selasa, 02 Agustus 2011

RASA SAKIT MENDALAM


FILOSOFI HIDUP

Kedamaian pikiran tidak dapat diperoleh dari menangis dan meratap, justru sebaliknya, tindakan itu akan membawa menuju penderitaan yang lebih besar dan rasa sakit yang mendalam


LELUCON

Buku yang Menyedihkan

Suami: "Kenapa kamu menangis dik?"
Istri: "Aku habis membaca buku, Bang. Akhis ceritanya sungguh mengenaskan."
Suami: "Buku apa yang bisa membuatmu menangis seperti itu dik?"
Istri: "Buku tabungan Abang..."


TIPITAKA

Kisah Kapila dan Ikan

Pada masa Buddha Kasapa, ada seorang bhikkhu bernama Kapila yang sangat terpelajar dalam Kitab Suci (Pitaka). Karena sangat terpelajarnya, ia memperoleh kemasyuran dan keberuntungan. Ia juga menjadi sangat sombong dan memandang rendah bhikkhu-bhikkhu lain. Bila para bhikkhu lain menunjukkan padanya apa yang pantas dan apa yang tidak pantas, ia selalu saja menjawab dengan pedas, “Berapa banyak yang kau tahu?” Hal itu menyiratkan bahwa ia tahu lebih banyak daripada bhikkhu-bhikkhu lain. Dengan demikian, lama kelamaan semua bhikkhu yang baik menjauhinya dan hanya bhikkhu-bhikkhu yang tidak baik berada di sekelilingnya.

Pada suatu hari Uposatha, ketika para bhikkhu mengulang ‘Peraturan Pokok’ bagi para bhikkhu (=Patimokkha), Kapila berkata, “Tidak ada apa yang dikatakan sebagai Sutta, Abidhamma, atau Vinaya. Tidak ada bedanya apakah kamu mempunyai kesempatan untuk mendengar Patimokkha atau tidak,” dan lain-lainnya. Kemudian ia meninggalkan para bhikkhu yang sedang berkumpul. Jadi, Kapila merupakan rintangan bagi pengembangan dan pertumbuhan Ajaran (Sasana).

Untuk perbuatan jahat ini, Kapila harus menderita di alam neraka (niraya) antara masa Buddha Kasapa dan Buddha Gotama. Setelah itu ia dilahirkan kembali sebagai seekor ikan di Sungai Aciravati. Ikan tersebut, seperti disebutkan di atas, mempunyai tubuh berwarna keemasan yang sangat indah, tetapi mulutnya berbau tidak enak yang sangat menusuk hidung.

Suatu hari, ikan tersebut ditangkap oleh beberapa nelayan dan karena sangat indah, mereka membawanya kepada Raja. Kemudian Raja membawa ikan tersebut kepada Sang Buddha. Ketika ikan itu membuka mulutnya, bau yang tidak enak dan sangat menusuk menyebar ke sekeliling. Raja bertanya kepada Sang Buddha, mengapa ikan seindah itu mempunyai bau yang sedemikian tidak enak dan menusuk hidung.

Kepada Raja dan para pengiringnya, Sang Buddha menjelaskan, “O Raja! Pada masa Buddha Kasapa, ada seorang bhikkhu yang sangat terpelajar, yang mengajarkan Dhamma pada lainnya. Karena perbuatan baik itu, ketika ia dilahirkan kembali pada kehidupan yang lain, meskipun sebagai seekor ikan, ia memiliki tubuh keemasan. Tetapi bhikkhu itu sangat serakah, sombong, dan memandang rendah orang lain; ia juga mengabaikan Peraturan Ke-bhikkhu-an (Vinaya), dan mencaci maki para bhikkhu yang lain. Karena perbuatan buruk ini, ia dilahirkan di alam neraka (niraya), dan sekarang, ia menjadi seekor ikan yang indah dengan mulut yang berbau busuk.”

Sang Buddha kemudian beralih kepada ikan itu dan bertanya apakah ia mengetahui ke mana ia akan dilahirkan kembali pada kehidupan yang akan datang. Ikan tersebut memberi isyarat bahwa ia akan masuk kembali ke alam neraka (niraya) dan ia dipenuhi dengan perasaan sangat sedih. Sebagai mana diperkirakan, pada saat kematiannya, ikan tersebut dilahirkan kembali di alam neraka (niraya), untuk menerima akibat perbuatan buruk lain.

Semua yang hadir mendengarkan kisah ikan tersebut menjadi terkejut. Pada mereka, Sang Buddha memberikan khotbah tentang manfaat mengkombinasikan antara belajar dengan praktek.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 334, 335, 336, dan 337 berikut ini :

Bila seseorang hidup lengah,
maka nafsu keinginan tumbuh,
seperti tanaman Maluwa yang menjalar.
Ia melompat dari satu kehidupan
ke kehidupan yang lain,
bagaikan kera yang senang mencari
buah-buahan di dalam hutan.

Dalam dunia ini,
siapapun yang dikuasai oleh
nafsu keinginan rendah dan beracun,
penderitaannya akan bertambah
seperti rumput Birana yang tumbuh dengan cepat
karena disirami dengan baik.

Tetapi barang siapa dapat mengatasi nafsu keinginan
yang beracun dan sukar dikalahkan itu,
maka kesedihan akan berlalu dari dalam dirinya,
seperti air yang jatuh dari daun teratai.

Kuberitahukan hal ini kepadamu:
Semoga engkau sekalian yang telah datang
berkumpul di sini memperoleh kesejahteraan!
Bongkarlah nafsu keinginanmu,
seperti orang mencabut akar rumput Birana yang harum.
Jangan biarkan Mara
menghancurkan dirimu berulang kali,
seperti arus sungai menghancurkan rumput ilalang
yang tumbuh di tepi.


VEGETARIAN

Apa yang terpikir ketika mendengar kata vegetarian? Mungkin Anda membayangkan pola makan yang hanya terdiri dari sayur dan buah, tanpa bahan hewani.

Kini, makin banyak orang menerapkan pola makan ini, demi alasan kesehatan. Namun ternyata pola makan vegetarian bisa memberi manfaat tambahan, berupa pengendalian bobot tubuh. Agar Anda lebih kenal dengan jenis pola makan ini, cermati uraian berikut.
Apakah vegetarian itu?

Vegetarian adalah pola makan yang menghindari berbagai produk hewani. Asalnya, pola makan ini merupakan bagian dari ajaran suatu agama. Tetapi sekarang, vegetarian sudah menjadi bagian gaya hidup. Kini terdapat beragam pola vegetarian.

*

Vegan
Aliran vegetarian yang paling ketat, sama sekali tidak mengonsumsi produk-produk hewani, termasuk telur dan susu. Ada juga vegetarian yang dijuluki fructarian, selain tidak mengkonsumsi produk hewani mereka juga hanya mengonsumsi hasil tanaman yang bisa dipanen tanpa menyebabkan kematian tanaman tersebut.

*

Lacto vegetarian
Pantang mengonsumsi semua produk hewani termasuk telur, tapi mengonsumsi susu dan olahannya.

*

Lacto ovo vegetarian
Tidak memakan produk hewani segar. Penganut Lacto ovo vegetarian tidak memakan daging atau ikan, namun masih mengonsumsi telur dan susu.

*

Semi-vegetarian

Mengonsumsi sayur-sayuran, juga ayam atau ikan, produk susu, dan telur. Hanya menghindari daging merah.


Vegetarian untuk diet

Menurut Profesor Tim Key dari Universitas Oxford, Inggris. Kenaikan berat badan pada seseorang dapat ditekan jika ia makan banyak karbohidrat dan sedikit protein. Hal inilah yang menyebabkan pola makan vegetarian relatif sesuai untuk mengendalikan pertambahan berat badan.

Selain itu menu vegetarian sangat menyehatkan karena hanya terdiri dari bahan makanan rendah lemak jenuh, rendah kalori, rendah gula, dan rendah garam, tetapi kaya akan vitamin dan mineral dari buah dan sayuran juga kaya serat.

Jadi tidaklah heran jika para pakar kesehatan sepakat, dari sekian banyak metode diet yang dianjurkan. Menghindari makanan dari daging dan mengubah perilaku makan menjadi vegetarian adalah cara diet yang paling tepat.


Kerugiannya bagi kesehatan

Meski menjadi vegetarian banyak untungnya, namun bukan berarti pola makan ini jauh dari masalah kesehatan. Di antaranya adalah

*

Kekurangan seng (zinc) dan vitamin B-12.. Namun, kondisi ini bisa diatasi dengan cara banyak mengonsumsi kacang-kacangan dan produk-produk dari kedelai.
*

Rentan terhadap anemia. Namun dengan meningkatkan asupan protein nabati serta mengkonsumsi suplemen zat besi maka anemia bisa teratasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar