Laman

Senin, 01 April 2013

Kerelaan Melepaskan


 FILOSOFI HIDUP

Kedamaian hati ditentukan oleh kerelaan melepaskan


LELUCON

Perceraian Karena Sering ke Diskotik

Join to : http://www.galeriterapiakupunktur.blogspot.com

Hakim: "Mengapa kamu hendak bercerai dengan isterimu?"

Pria: "Karena setiap malam isteriku selalu pergi ke diskotik."

Hakim: "Maksudmu, dia telah mencari lelaki lain, apa begitu?"

Pria: "Bukan, di diskotik, dia selalu mengganggu dan mengajak diriku segera pulang."


TIPITAKA

Kisah Ananda Thera

Saat itu adalah hari purnama sidhi di bulan ketujuh (Assayuja), ketika Raja Pasenadi dari kerajaan Kosala datang menemui Sang Buddha. Raja tampak gemerlapan dengan tanda-tanda kebesarannya kerajaan yang megah. Pada waktu itu Kaludayi Thera juga sedang barada pada ruangan yang sama dan duduk pada ujung kerumunan. Beliau sedang dalam keadaan pencerapan kesadaran yang dalam (jhana). Tubuhnya bersinar terang, dan berwarna keemasan. Dari langit, Y.A. Ananda memperhatikan bahwa matahari sedang tenggelam dan bulan baru saja muncul, baik matahari maupun bulan memancarkan cahayanya.

Y.A. Ananda memandang gemerlapnya cahaya dari raja, sang thera, dan cahaya matahari dan bulan. Akhirnya, Y.A. Ananda melihat Sang Buddha, dan tiba-tiba merasa bahwa cahaya yang bersinar dari Sang Buddha jauh melampaui cahaya yang lainnya. Karena melihat Sang Buddha bersinar dalam kedamaian dan kemegahan Beliau, Y.A.Ananda segera menghampiri Sang Buddha, dan menyambut dengan sorak sorai, ” O, Bhante ! Cahaya dari tubuh-Mu yang mulia jauh melampaui cahaya dari raja, cahaya dari sang thera, cahaya dari matahari dan cahaya dari bulan.”

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 387 berikut :

Matahari bersinar di waktu siang.
Bulan bercahaya di waktu malam.
Ksatria gemerlapan dengan seragam perangnya.
Brahmana bersinar terang dalam semadi.
Tetapi, Sang Buddha
(ia yang telah mencapai Penerangan Sempurna) bersinar
dengan penuh kemulian sepanjang siang dan malam.



VEGETARIAN

Arti Penting Menjadi Vegan?

Seringkali kita enggan ketika mendengar kata vegan. Kemungkinan muncul di dalam benak kita bahwa apa yang akan kita makan menjadi sangat terbatas. Namun, pernahkah Anda berpikir ke depan: Apa keuntungan menjadi seorang vegan?

Dalam acara Helvi Expo di Grand City Mall, Susanto Yang, S. T, selaku ketua panitia membeberkan beberapa keuntungan menjadi seorang vegan. Pada dasarnya, vegetarian dan vegan cukup berbeda. Vegan merupakan tingkatan teratas di mana yang kita makan tidak mengandung turunan dari hewani, termasuk susu, telur, dan madu.

Sedangkan vegetarian masih mengkonsumsi beberapa di antara susu, telur, dan madu. Vegetarian pun memiliki beberapa kelompok, salah satunya yang umum adalah lacto-vegetarian atau mereka yang vegetarian namun masih mengkonsumsi susu.

Dalam kesempatan ini, Susanto mengemukakan 3 isu mengapa menjadi vegan. Yang pertama dan utama jelas mengenai masalah kesehatan. “Menjadi vegan itu bisa menghindarkan kita dari berbagai macam penyakit yang disebabkan daging," katanya.

Penyakit yang dapat dihindari antara lainnya kolestrol, stroke, diabetes, jantung koroner, dan penyakit degeneratif lainnya. Isu kedua mengenai masalah global warming. Masalah ini memang mendunia dan sering ada anggapan keliru tentang penyebabnya. Seringkali masyarakat menganggap bahwa industri seperti industri kendaraan bermotorlah pemicu utamanya.

“Justru penyebab utama dari global warming adalah peternakan”, kata pria asal Kepulauan Riau ini. PBB mencatat bahwa 18% kerusakan ozon justru disebabkan peternakan. Angka ini sangat besar, walaupun angka dari industri lain dimasukkan, angka tersebut tidak dapat mengalahkan peternakan. Penyebab utamanya adalah kotoran hewan yang menghasilkan gas metana dan nitrogen, yang mana puluhan atau ratusan kali lebih merusak ozon daripada karbon monoksida.

Di samping itu, hal ini juga karena pembabatan lahan untuk peternakan serta jumlah air yang dihabiskan. “Air untuk 1 kg daging sapi sama dengan air untuk 1 tahun mandi," tambahnya. Orang vegan dapat menghemat sumber daya 4-6 kali lipat daripada mereka yang tidak vegan.

Isu ketiga adalah soal cinta kasih. “Mereka (para binatang) juga memiliki rasa takut dan hak untuk hidup. Kalau ada human rights, ada juga dong animal rights. Mereka kan juga makhluk ciptaan Tuhan," tambahnya