Laman

Rabu, 04 Agustus 2010

PIKIRAN JANGAN SESAT


FILOSOFI HIDUP

Ada tiga ratus sanjak lebih isi kitab sanjak, tetapi dapat diringkas menjadi satu kalimat, “pikiran jangan sesat.”


LELUCON

Seorang pasien wanita jatuh cinta dengan dokter giginya sampai mereka seakan tidak dapat dipisahkan lagi.

Dokter : "Sayang, sudah saatnya kita mulai untuk tidak usah bertemu lagi, karena suatu saat kemungkinan hubungan kita akan terbongkar oleh suami kamu bila kita begini terus..."

Pasien : "Tenang sayang, suamiku itu bodoh. Buktinya udah 6 bulan ini dia tidak pernah curiga kalau aku sering alasan pergi ke dokter gigi."

Dokter : "Iya sayang, tapi sekarang gigimu tinggal satu..."


TIPITAKA

Kisah Patacara

Patacara kehilangan suami dan dua putranya, sekaligus orang tua dan ketiga kakak laki-lakinya dalam waktu bersamaan. Ia menjadi hampir gila. Ketika ia mendekati Sang Buddha, Beliau berkata kepadanya, "Patacara, anak-anak tidak dapat merawatmu, bahkan meskipun mereka masih hidup, mereka tidak hadir untukmu. Orang bijaksana menjalankan moral (sila) dan menghancurkan rintangan pada jalan menuju nibbana."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 288 dan 289 berikut ini :

Anak-anak tidak dapat melindungi,
begitu juga ayah maupun sanak saudara.
Bagi orang yang sedang menghadapi kematian,
maka tidak ada sanak saudara
yang dapat melindungi dirinya lagi.

Setelah mengetahui kenyataan ini,
Maka orang berbudi dan bijaksana
tak akan menunda waktu
dalam menempuh jalan menuju Nibbana.

Patacara mencapai tingkat kesucian sotapatti, setelah Khotbah Dhamma itu berakhir.


VEGETARIAN

Tak Sulit Menjadi Vegetarian

Beberapa gaya hidup vegetarian masih dilakukan dengan mengonsumsi telur dan produk-produk susu, ada juga yang mengonsumsi produk susu tetapi menghindari telur. Namun ada juga vegetarian yang hanya mengonsumsi makanan dari tumbuhan saja. Mereka tidak makan apa pun yang berasal dari hewan, termasuk susu, daging, dan telur. Meski demikian diet vegetarian mana pun yang dipilih, hal utama yang harus diprioritaskan adalah asupan protein, besi, kalsium, seng serta vitamin B12 dari sumber nabati. Sehingga tidaklah sulit untuk memulai gaya hidup vegetarian, modalnya hanya butuh keseriusan dan kebiasaan dari si pelaku untuk mengonsumsi makanan nabati.
Rusdin Rauf STP, MP, Dosen Teknologi Pangan Progdi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan UMS menjelaskan butuh variasi dan cara pengolahan makanan untuk membiasakan diri dengan sumber nabati. Sebagai contoh untuk menghindari ketagihan akan hidangan daging, dapat disediakan daging tiruan. “Misalkan apabila sering membuat steak daging, maka dapat diganti dengan steak yang terbuat dari kacang kedelai (tahu atau tempe) dengan bumbu dan cara pengolahan yang sama. Sehingga lambat laun akan terbiasa untuk tidak makan daging,” katanya. Kemudian jika sudah tidak lagi mengonsumsi produk hewani, maka sebaiknya mulai mengonsumsi sayuran organik yang bebas dari pestisida.
Banyak orang beranggapan ketika beralih dari menu berbasis daging ke nabati tidaklah realistis. Tak hanya itu, daging dianggap lebih sedikit pestisida dibandingkan sayuran sehingga lebih aman. Padahal banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa daging juga banyak mengandung racun yang berasal dari pakan buatan. “Anggapan yang ada saat ini, masyarakat masih menganggap daging sebagai makanan yang superior (kandungan gizi lengkap). Padahal sebenarnya daging justru sumber makanan yang sangat boros. Sebab, jika dibandingkan 7 kilogram pakan (berbahan jagung) hanya dapat menghasilkan 1 kilogram daging,” jelas Rusdin. Padahal 7 kilogram jagung jika dikonsumsi dapat digunakan stok untuk beberapa hari, atau jika dibagi cukup untuk beberapa orang.
Rusdin melanjutkan, dari sisi kandungan protein antara jagung dan daging sebenarnya tidak berbeda terlalu jauh. Kandungan protein jagung sekitar 6-12 persen, sementara daging mengandung sekitar 14-20 persen protein. Banyak faktor yang mendorong orang untuk menjadi vegetarian, seperti faktor agama dan kepercayaan. Sebagai contoh dalam agama Hindu diajarkan tentang ahimsa (tidak membunuh), maka vegetarian dipercaya merupakan pilihan untuk melaksanakan ahimsa.
Faktor ekonomi dan lingkungan juga banyak berperan. Pada faktor ekonomi, alasannya sederhana yaitu semakin mahalnya harga daging sehingga menjadi vegetarian adalah cara hemat dan sehat bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah. Sedangkan faktor lingkungan, umumnya seseorang berkeinginan menjadi vegetarian karena faktor keluarga yang sudah menjadi vegetarian terlebih dahulu. “Menjadi vegetarian adalah pilihan bagi mereka yang peduli dengan kesehatan. Tentunya gaya hidup yang demikian bisa menjadi alternatif,” pungkasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar